Berburu Intan dari Pedagang di Martapura
Di kantong para pedagang ini terdapat batu berlian yang bernilai miliaran rupiah.
Pasar Intan Cahaya Bumi Selamat, Martapura, Kalimantan Selatan. (Warsono/NGI).
Martapura, Ibu Kota Kabupaten Banjar, Kalimantan
Selatan, dikenal sebagai Kota Intan. Berjarak 39 kilometer dari Kota
Banjarmasin. Inilah salah satu kota tujuan wisata di provinsi Kalsel
yang saya kunjungi atas undangan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif (Kemenparkeraf) dalam acara berjudul
Familiarization Trip.
Salah satu tujuan wisata Kota Martapura yang terkenal adalah Pasar
Intan Cahaya Bumi Selamat. Di pasar ini banyak terdapat toko penjual
batu permata dan batu mulia lainnya, serta cendera mata khas Kalimantan.
Mulyadi Yasin, pemandu kami menjelaskan soal transaksi unik ketika akan
bertolak ke pasar ini.
“Kalau nanti kalian lihat di belakang pasar ada orang yang asyik
duduk-duduk seperti tidak ada kerjaan, jangan salah sangka! Mereka itu
bukan gelandangan tetapi justru orang-orang kaya," ujarnya.
"Di kantong mereka penuh dengan batu-batu berlian, yang kalau
diuangkan bisa mencapai miliaran rupiah. Terbayang bukan, betapa kayanya
mereka?”
Sesampainya di Pasar Bumi Selamat, saya langsung bergegas menuju
belakang pasar untuk membuktikan ucapan Mulyadi. Benar saja, saya
melihat seorang pemuda berumur 30-an sedang duduk di antara motor-motor
yang sedang diparkir sambil memegang sebuah kaca pembesar untuk melihat
batu intan atau batu permata lain yang sudah digosok.
Mengukur karat batu permata di Pasar Intan Cahaya Bumi Selamat, Martapura, Kalimantan Selatan. (Warsono/NGI)
Lalu ia memasukkan batu berlian itu ke lubang-lubang pada sebuah
pelat besi untuk mengukur nilai karatnya. Setelah selesai meneliti batu
permata, ia mengembalikan ke seorang bapak berusia paruh baya yang
sedang berbincang dengan empat orang rekannya di teras sebuah toko yang
tutup.
Di sudut lain, seorang pedagang sedang melihat-lihat batu intan
menggunakan kaca pembesar. Untuk melihat apakah ada 'tahi lalatnya' dan
retakan di batu intan yang masih mentah itu. Karena itu akan
mempengaruhi harga jualnya.
Rupanya pedagang itu sedang bertransaksi dengan pendulang batu intan.
Batu intan yang ditawarkan kepadanya seberat 63 mata atau 0,63 karat
dengan harga 2,6 juta. Ketika sudah digosok, batu intan itu paling hanya
tinggal 25 mata atau 0,25 karat.
Menurut Mulyadi mereka memang lebih suka berdagang seperti itu
dibandingkan bila harus menyewa toko, dan itu malah menjadikan Pasar
Intan Cahaya Bumi Selamat menjadi lokasi transaksi berbeda. Dan keunikan
ini menjadi daya tarik untuk para wisatawan berkunjung ke Kota
Martapura.